“Membaca satu buku tiga kali lebih baik daripada membaca tiga buku satu kali”
- Abbas Mahmud al-Aqqad
Kutipan di atas adalah yang paling berkesan ketika saya membaca buku ini. Sebagai orang yang pernah beberapa kali membaca artikel-artikel dan buku dari Muhammad Nuruddin, buku ini adalah tulisan beliau paling ‘ringan’ yang pernah saya baca. Sebelumnya saya juga memiliki buku Ilmu Mantik dan Logical Fallacy karangan beliau, namun kedua buku itu sampai sekarang belum selesai dibaca karena bagi saya terlalu berat dan memerlukan konsentrasi tinggi untuk dibaca.
Buku ini berbeda, beliau menyajikan gagasan tentang tips untuk membaca menulis dengan sangat ringan. Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi dua bagian yang sebagaimana judulnya menjawab dua pertanyaan besar. Bagaimana cara agar suka membaca? Bagaimana agar bisa menulis?
Pertama soal membaca, disini penulis memulai dengan pengalaman pribadinya yang tidak serta merta gemar membaca, namun adanya proses panjang dari awalnya tidak suka menjadi suka. Kemudian diberikan juga tips dan trik untuk membaca sesuai relate dengan kebutuhan dan kondisi banyak orang, dari rekomendasi untuk membaca berulang sampai speed reading untuk orang-orang sibuk. Sesekali penulis juga memberikan kutipan hasil riset ataupun kisah-kisah tokoh terkenal, namun semuanya disajikan secara ringan sehingga tidak sampai membuat pembaca ‘mengeryitkan dahi’ untuk memahami.
Kedua soal menulis, masih dengan pola yang sama penulis juga menceritakan pengalaman pribadinya dari awalnya kesulitan seperti yang diungkapkan oleh beliau ‘tiga jam menulis, hanya dapat tiga baris’, kemudian berlanjut kepada tips dan trik untuk mulai menulis termasuk cara memotivasi diri dan di media mana kita bisa menulis. Selain itu, penulis juga memberikan penekanan agar pembaca ‘meluruskan niat’ dalam menulis dengan menceritakan suka duka yang dihadapi sebagai penulis beserta pengalaman beliau dalam menghadapinya. Terakhir juga diberikan kepada kita kisah-kisah para ulama yang mengabdikan dirinya untuk menulis, sehingga setelah membacanya kita bisa lebih termotivasi untuk menulis.
Membaca buku ini tidak seperti membaca buku yang berat ilmiah. Namun jika diibaratkan dalam kehidupan kampus lebih terasa seperti nasehat dari seorang senior yang sukses kepada junior-juniornya yang baru mulai merintis. Cerita tentang kesulitan-kesulitan yang dialami penulis ketika mulai ingin serius dalam membaca dan menulis juga semakin membuat buku ini relate dengan banyak orang. Bahwa penulis yang bisa dikatakan sangat produktif sekalipun awalnya sama seperti kita para pembaca, yang susah untuk rajin membaca dan mulai menulis.
Kekurangan dari buku ini menurut saya terdapat pada satu hal, meskipun ini bisa dikatakan sangat subjektif. Yaitu konten buku yang menurut saya ‘sangat Islami’, perspektif-perspektif yang diberikan mungkin sangat relate dengan orang-orang yang pernah mendapatkan pendidikan Islam. Kisah-kisah yang diberikan juga semuanya berasal dari ilmuwan dan tokoh-tokoh muslim. Hal ini kurang sesuai menurut saya melihat dari judul bukunya yang bisa dibilang ‘cukup umum’. Sehingga jika pembaca bukan berasal dari latar belakang pendidikan yang pernah bersentuhan dengan Agama, mungkin akan ada beberapa hal yang tidak terlalu relate dengan mereka.
Terlepas dari kekurangan itu, menurut saya buku ini menarik dan layak dibaca oleh semua orang yang ingin bisa dalam menulis dan membaca. Bahasanya yang ringan dan penyajian tahap demi tahap yang mengasyikkan membuat buku ini relatif mudah untuk diselesaikan dan tetap bisa memberikan jawaban atas dua pertanyaan yang di atas. Setidaknya bagi saya sendiri, di siang hari paket buku ini sampai, di sore hari saya bisa membacanya sampai selesai, dan kemudian bisa memotivasi saya untuk menulis reviewnya di malam hari. 😁